Seni Budaya
Rabu, 18 Juli 2012
Seni Budaya .Seni Rupa
Pengertian Seni
WARNA
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian Seni, memiliki tiga arti antara lain:
a. Seni diartikan halus, kecil dan halus, tipis, lembut dan enak didengar, mungil dan elok.
b. Keahlian membuat karya bermutu (dilihat dari segi keindahan dan kehalusannya)
c. kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi
a. Seni diartikan halus, kecil dan halus, tipis, lembut dan enak didengar, mungil dan elok.
b. Keahlian membuat karya bermutu (dilihat dari segi keindahan dan kehalusannya)
c. kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi
Pengertian Budaya
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta (Buddayah), dan bentuk jamaknya adalah Budi dan Daya.
1. Budi : artinya akal, pikiran, nalar
2. Daya : artinya usaha, upaya, Ikhtiar
Jadi kebudayaan adalah segala akal pikiran dalam berupaya atau berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta (Buddayah), dan bentuk jamaknya adalah Budi dan Daya.
1. Budi : artinya akal, pikiran, nalar
2. Daya : artinya usaha, upaya, Ikhtiar
Jadi kebudayaan adalah segala akal pikiran dalam berupaya atau berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Teori Seni Rupa Menurut Para Tokoh
- Ki. Hadjar Dewantara
Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dan bersifat indah, menyenangkan dan dapat menggerakan jiwa manusia, - Herbert Read
Aktivitas menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan, - Ahdiat Karta Miharja
Kegiatan rohani yang merefleksi pada jasmani, dan mempunyai daya yang bisa membangkitkan perasaan/jiwa orang lain. - Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa.
Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa
berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan
indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang
menjadi segala macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra yang banyak
disebut-sebut dalam pelajaran sejarah kesenian, adalah buku atau pedoman
bagi para cilpin, yaitu tukang, termasuk di dalamnya apa yang sekarang
disebut seniman. Memang dahulu belum ada pembedaan antara seniman dan
tukang. Pemahaman seni adalah yang merupakan ekspresi pribadi belum ada
dan seni adalah ekspresi keindahan masyarakat yang bersifat kolektif.
Yang demikian itu ternyata tidak hanya terdapat di India dan Indonesia
saja, juga terdapat di Barat pada masa lampau.
Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ars, artes, dan artista. Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran; dan artista adalah anggota yang ada di dalam kelompok-kelompok itu. Maka kiranya artista dapat dipersamakan dengan cilpa.
Berdasarkan penelitian para ahli menyatakan seni/karya seni sudah ada sejak 60.000 tahun yang lampau. Bukti ini terdapat pada dinding-dinding gua di Prancis Selatan. Buktinya berupa lukisan yang berupa torehan-torehan pada dinding dengan menggunakan warna yang menggambarkan kehidupan manusia purba. Artefak/bukti ini mengingatkan kita pada lukisan moderen yang penuh ekspresi. Hal ini dapat kita lihat dari kebebaan mengubah bentuk. Satu hal yang membedakan antara karya seni manusia Purba dengan manusia Moderen adalah terletak pada tujuan penciptaannya. Kalau manusia purba membuat karya seni/penanda kebudayaan pada massanya adalah semat-mata hanya untuk kepentingan Sosioreligi, atau manusia purba adalah figure yang masih terkungkung oleh kekuatan-kekuatan di sekitarnya.
Sedangkan manusia moderen membuat karya seni/penanda kebudayaan pada massanya digunakan untuk kepuasan pribadinya dan menggambarkan kondisi lingkungannya “mungkin”. Dengan kata lain manusia moderen adalah figure yang ingin menemukan hal-hal yang baru dan mempunyai cakrawala berfikir yang lebih luas. Semua bentuk kesenian paa jaman dahulu selalu ditandai dengan kesadaran magis; karena memang demikian awal kebudayaan manusia. Dari kehidupan yang sederhana yang memuja alam sampai pada kesadaran terhadap keberadaan alam.
Matius Ali dalam Estetika, Sebuah Pengantar Filsafat Keindahan, membagi seni dalam 3 kategori, yaitu:
a. Teori Mimesis yang disampaikan oleh para filsuf Yunani Kuno seperti Plato dan Aristoteles, menurut teori ini, seni adalah tiruan atau menirukan alam
b. Teori Ekspresi Seni Modern, Seni adalah ungkapan emosi atau ungkapan perasaan seniman
c. Teori Cita Rasa, seni bukanlah keindahan, tetapi merupakan pengalaman atau perasaan seseorang Definisi Seni dari Segala Sudut Pandang - Ketrampilan mengolah sesuatu menjadi karya yang menawan
- Ungkapan jiwa dan perasaan seseorang yang dituangkan ke dalam kreasi dalam bentuk gerak, rupa, nada dan syair
- Pada mulanya adalah proses dari manusia, oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu
- Kreatifitas yang telah ada ( alamiah ) maupun diciptakan manusia diberbagai macam hal di dunia
- Barang/karya/hasil dari sebuah kegiatan
- Kebebasan berkarya yang dilatar belakangi oleh jiwa
- Senjata hidup para pelaku seni ( sniman )
- Ekspresi yang dicurahkan dari dalam jiwa manusia
- Hasil aktifitas seseorang
- Istilah yang digunakanuntuk semua karya yang dapat menggugah hati untuk mencari tahu siapa penciptanya
- Penyampaian gagasan, sensasi, dan perasaan dengan seefektif mungkin
- Salah satu tolak ukur kapasitas ke-melankolis-an manusia
- Kekayaan yang mutlak ada pada diri manusia tersebut, tinggal bagaimana manusia tersebut dapat mengolahnya menjadi asset yang berharga atau hanya menjadi kekayaan yang disfungsi
- Penjelasan rasa indah yang terkandung dalam jiwa setiap manusia, dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indra pendengar ( seni suara), penglihatan( seni lukis ), atau dilahirkan dengan perantara gerak ( seni tari, drama)
- Segala sesuatu yang berkaitan dengan karya cipta yang dihasilkan oleh unsure rasa
- Pengekspresian cita rasa yang diluapkan dalam satu karya yang dapat dikatakan unik
- Kegiatanatau hasil pernyataan perasaan keindahan manusia
- Suatu karya yang mempunyai daya tarik tersendiiri
- Keindahan yang bersifat unik dan dilampiaskan dengan suatu karya
- Luapan psikologi manusia yang dikembangkan lewat pemikiran yang kreatif dan cerdas
- Rangkaian dari kemauan, inspirasi, dan karya manusia
Pengertian Seni Rupa
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume,warna, tekstur, danpencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni, kriya, dan desain.
Seni rupamurni ( Fine Art) mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain secara umum dikelompokan kedalan seni rupa terapan ( Aplied art)
Seni Rupa Menurut Fungsinya :
- Seni Rupa Murni (Fine Art) :
Seni rupa yang diciptakan tanpa mempertimbangkan fungsi/ kegunaannya.
Contoh : seni lukis, seni patung. * Seni Lukis : Karya seni dua demensi yang bisa mengungkapkan pengalaman atau perasaan si pencipta. Pelukis yang sedang sedih akan tercipta karya yang bersifat susah, sedangkan pelukis yang sedang gembira akan tercipta karya yang riang. Karya tersebut terlihat pada goresan, garis-garis dan pewarnaan. * Seni Patung
Seni Patung termasuk karya 3 Demensi. Karya seni ini termasuk seni murni yang diciptakan untuk mengungkapkan ide-ide dan perasaan dari seniman yang mempunyai nilai estestis yang tinggi.
Eksterior (luar ruang : taman, kebun) - Seni Rupa Terapan/pakai (Applied Art):
* Seni Kriya
Karya seni terapan yang mengutamakan kegunaan dan keindahan (estetis) yang bisa menarik konsumen. Seni kriya/kerajinan (handy Craff) ini biasanya untuk hiasan dan cenderamata. Karena karya ini termasuk karya yang di perjual belikan dan berguna bagi kehidupan masyarakat sehari- hari baik untuk alat rumah tangga maupun untuk hiasan. Bahkan satu desain kriya ini bisa di produksi dalam jumlah banyak oleh industri dan di pasarkan sebagai barang dagangan.
* Seni Reklame
Reklame berasal dari Bahasa Latin (Re dan Clamo) artinya berteriak berulang-ulang. Tujuannya untuk mempengaruhi, mengajak, menghimbau orang lain. Contoh : iklan, spanduk, poster, dll
Aliran–aliran seni rupa
Pada abad ke 17 di Eropa, kaum bangsawan, kelompok
menengah dan gereja sebagai patron bidang kesenian. Seni berkembang mejadi lebih
realistik dan narturalistik serta langsung menyentuh perasaan pengamatnya,
serta ukurannya besar, gaya ini disebut sebagai gaya Baroque.
a. Neo Klasik
Sebagai reaksi gaya Baroque
dan Racoco, muncul pandangan baru tentang estetika. Dalam seni lukis para
seniman berupaya menggali kembali ide-ide estetik zaman klasik Yunani dan
Romawi. Untuk itu pelukis merekonstruksi bentuk-bentuk patung Yunani dan Romawi
ke dalam lukisannya karena peninggalan lukisan tidak banyak. Maka lahirlah
pandangan baru dalam mengungkapkan gagasan yang disebut Neo Klasik. Cirinya
adalah memiliki komposisi statis dan suasananya mencekam dengan sedikit
menampilkan obyek.
b. Romantisme
Romatisme lahir juga sebagai
reaksi atas kebiasaan mencipta dalam seni rupa yang mengutamakan emosi dan
imajinasi dari pada logika dan harmoni dari nilai-nilai klasik. Hal ini
berbarengan dengan lahirnya paham Neoklasik, perbedaaanya adalah pada esetetika
Neoklasik cenderung impersonal, sedangkan estetika Romantik lebih menonjolkan
perasaan sendiri ketika melihat suatu suasana atau kejadian atau potensi bahan yang
digunakan.
c. Realisme
Di Perancis pada sekitar tahun 1850 hingga 1875 ada
pendekatan baru dalam melukis, Sebelumnya seniman hanya mengandalkan imajinasi
dan perasaannya dalam berkarya, pendekatan baru ini menginginkan pengungkapan
kondisi yang nyata dari apa yang dilihat tanpa tambahan idealisme senimannya.
d. Impresionisme
Pada pameran
yang diselenggarakan pada tahun 1863 di Salon resmi di Perancis, lukisan
realisme oleh para juri dan kurator akademis dianggap tidak baik, termasuk
lukisannya Eduard Manet yang berjudul Déjeuner sur l’Herbe . Menurut Manet keindahan lukisan terletak pada keindahan
warna, gelap terang/cahaya, pola, dan brushstroke-nya pada permukaan
kanvas. Pernyataan Manet ini mendapat dukungan dari seniman lainnya, mereka
menolak penggambaran ceritera, dan suasana realistik. Sebagai gantinya mereka
mencari kesan cahaya yang sebentar menerpa obyek dalam waktu dan kondisi yang
berlainan.
e. Post-Impresionisme
Paham impresionisme terus
berlanjut dan melahirkan paham baru yang dimotori oleh Cezanne. Ia menolak
pandangan sebelumnya terutama penggunaan perspektif sejak zaman Renaissance dan
pandangan kaum impresionis yang melukiskan kesan cahaya pada benda, ia ingin
mengembangkan seni rupa dua dimensional dari goresan, ia membuat
lapisan-lapisan ruang, bentuk geometris, irama warna, garis dan bentuk dengan
hati-hati menyusun hubungan-hubungan bentuk dalam bidang lukisan.
f. Expresionisme
Disebut ekspresionisme karena
senimannya menjelajah ke dalam batin, sehingga apa yang diungkapkan adalah
bentuk psikologis dari senimannya. Hal ini nampak pada karya Edvard Munch
dengan judul The Scream dibuat dengan media campuran cat minyak, pastel
dan kasein. Munch mengungkapkan rasa takut yang dialaminya melalui tarikan
garisdan warna bergelombang memenuhi bidang lukisannya. Kaum ekspresionis
melukiskan emosinya dengan goresan dan warna diiringi oleh ledakan emosi pada perasaannya.
g. Fauvisme
Fauvisme lahir ketika
seklompok pelukis dipimpin oleh Matisse mengadakan pameran pada tahun 1901 di
Perancis. Karya lukisan yang dipamerkan dianggap sangat revolusioner karena
pembaharuannya dalam menampilkan konsep estetiknya oleh karena itu kelompok ini
dijulukis le Fauves atau the Wild beast. Mereka meninggalkan
semua konsep deskriptif naturalistik dalam pengunaan warna dan dalam bebera-pa
hal juga penggunaan bentuk. Sebaliknya mereka menggunakan unsur-unsur seni rupa
tersebut sebagai unsur atau ekspresi dari esensi tentang sesuatu, bebas dari
asosiasi yang ketat tentang lingkungan yang dikenal sebagaimana halnya seni
lukis realis dan naturalistik. Dengan demikian mereka memberi warna benda bukan
warna benda yang dilihat sebagaimana pelukis realis dan naturalis, mereka
memberi warna-warna benda sesuai dengan kemauan dan selera mereka dalam
menafsirkannya untuk mencapai harmoni dan kesatuan.
h. Kubisme
Kubisme
dikembangkan oleh Picasso dan Georges Braque, sebenarnya dimulai oleh Cezanne
tentang konsepnya dalam memandang obyek lukisannya, yaitu bahwa bentuk yang
kita lihat dapat dikembalikan kepada bentuk aslinya yaitu bentuk geometris.
Pada periode sebelumnya Picasso mengungkapkan gagasan dalam lukisannya masih
terikat dengan bentuk-bentuk senyatanya, ia hanya berkiprah dalam pembaharuan warna
mengikuti emosi dan perasaannya dalam mengungkapkan obyek yang diamatinya. Selanjutnya pada tahun 1907 ia terinspirasi oleh konsep
geomaterisnya Cezanne dan bentuk-bentuk stilisasi patung dari Afrika. Dengan
mengkombinasikan kedua hal tersebut ia mengembangkan gaya seni lukis baru yang
disebut kubisme. Kubisme merupakan seni rupa yang dihasilkan karena studi
terhadap seni-seni purba, konsep-konsep seni tersebut diungkapkan dalam bahasa
rupa baru. Salah satu konsepnya adalah menggambarkan beberapa sudut pandang
sekaligus dalam sebuah lukisan, misalnya pandangan depan, samping dan atas. Hasilnya
memang bukan benda sebagaimana yang dilihat tetapi susunan unsur-unsur dari
obyek benda yang dilukis. Kubisme dibedakan menjadi Kubisme Analitik cenderung
memecah-mecah obyek kemudian menyusun kembali dalam susunan berbeda serta tidak
mementingkan warna. Kubisme Sintetik merupakan lanutan dari Kubisme Analitik tetapi
lebih memberikan penekanan kepada unsur-unsur rupa seperti warna dan tekstur.
Akibat dari pemecahan obyek dan penyusunan kembali, lukisan obyek menjadi lain
dari penampakan aslinya, inilah salah satu cara membuat abstraksi terhadap
suatu kenyataan obyek.
i. Futurisme
Di Italia pada
tahun 1910 muncul reaksi oleh kelompok seniman yang dipelopori oleh Marcel
Ducamp terhadap industrialisasi dan perubahan gaya hidup modern yang serba
bergerak dan berubah sangat cepat. Komsepsi estetiknya adalah berupaya menangkap karakteristik dari kekuatan,
kecepatan dan perubahan dalam kehidupan modern.
j. Seni Abstrak
Pada tahun yang sama dengan
perkembangan futurisme, Vassily Kandinsky pelukis kelahiran Rusia mengembangkan
seni lukis dengan konsepsi abstraksinya, bahwa seni lukis harus bebas dari
arti, representasi naturalistik, dan standar estetik yang bersifat akademis. Ia
menggunakan warna-warna lepas dari asosiasi fenomena bentuk duniawi, tetapi
menggiring pengamat lukisannya kepada realitas spiritual yang nonmaterial.
k. Abstrak Ekspresionisme
Aliran ini berkembang di
Amerika Serikat setelah perang dunia II. Para eksponennya menolak keterikatan
yang ada dalam seni-seni rupa yang telah ada. Karya mereka menekankan kepada
ekspresi spontanitas dari gerakan tubuh, dan semua ruang dalam kanvas adalah
penting.
l. Dadisme
Pada tahun 1916 di Zurich
Jerman lahir kelompok ekstrim dalam berkesenian, mereka anti rasional dan anti
estetik. Kelompok tersebut bernama Dada yang tidak memiliki arti beranggotakan
seniman seni rupa dan sastra. Sesuai dengan idenya, kelompok Dada menjungkir-balikkan
nilai-nilai seni yang telah mapan, karya-karyanya kadang-kadang humor
dengan menambahkan sesuatu pada tiruan sebuah karya
terkenal, misalnya lukisan Monalisa diberi kumis, memanfaatkan barang-barang bekas
dan semuanya menentang analisis logika dan kelaziman nilai seni secara
tradisional yaitu estetika yang diciptakan oleh seniman.
m. Surealisme
Perkembangan selanjutnya
adalah lahirnya aliran Surealisme dalam seni rupa di antara masa perang Dunia I
dan II. Berlandaskan kepada teori Sigmund Freud tentang alam bawah sadar, para
seniman menggunakannya sebagai sumber gagasan dalam melahirkan image yang
unik, yaitu apa yang ada jauh di dalam alam pikiran manusia. para pelukis
memanfaatkan bentuk-bentuk nyata menjadi bentuk-bentuk dalam mimpi yang tidak
logis. Surealism sebenarnya akronim dari Super-realism, sebab apa
yang diungkapkan dalam lukisan merupakan hal-hal diluar kenyataan. Bagi kaum
surealis seni tidak dapat diciptakan ketika kita berada dalam pikiran sadar dan
logis dengan berbagai bentuk reasoning, seni yang baik dapat lahir dari
alam bawah sadar manusia yang tidak logis tanpa reasoning.
n. Pop Art
Kata Pop Art merujuk
kepada suatu perkembangan gaya seni modern antara 1956 dan 1966 di London
Inggris dan berimbas ke New York di Amerika. Dalam perkembangannya Pop
Art memiliki tiga karakteristik utama yaitu, pertama, Pop Art adalah figuratif
dan realis. Kedua, Pop Art lahir di lingkungan perkotaan dan melihat kepada apa
yang ada di lingkungan tersebut. Oleh karena itu para seniman menggunakan
bahanbahan dari obyek yang sedang populer di masyarakat perkotaan khususnya
yang berbau komersial seperti komik, kartun, gambar majalah, iklan, kemasan
dalam berbagai jenisnya kaleng minuman, barang-barang bekas; dunia pertunjukan
pop termasuk film Hollywood, musik pop, radio, televisi dansebagainya. Ketiga,
seniman pop yang menggunakan bahanbahan tersebut dengan cara sedemikian rupa,
memilih bahan yang belum pernah digunakan sebelumnya untuk menarik perhatian
pengamat.
o. Realisme Baru
Dalam hingar-bingar
perkembangan seni rupa kontemporer terutama seni abstrak, beberapa seniman
kembali kepada seni dengan garapan yang lebih realistik terhadap obyek-obyek
nyata tetapi bukan yangtradisional. Mereka melakukan eksplorasi terhadap
obyek-obyek industri seperti toko, restoran, mobil, manusia dengan ciri-ciri
khusus. Ungkapan bentuk-bentuknya menjadi super-realistik dengan
keterampilan teknik dan kecermatan yang tinggi sehingga mirip hasil fotografi.
Untuk mendapatkan teknik melukis realisnya seniman menggunakan alat-alat
teknologi seperti proyektor untuk membuat sketsa dari obyek yang digambar agar mendapatkan
akurasi bentuknya.
p. Seni Instalasi
Konsep seni pada saat ini
terus berkembang, apapun yang dikatakan dan dihasilkan oleh seniman dapat
dipandang sebagai seni; museum dan galeri tidak lagi hanya memamerkan lukisan
dan patung, tetapi suatu desain tiga dimensi yang dipasang hanya untuk beberapa
waktu kemudian dibongkar. Selain itu ada pula yang memanfaatkan lingkungan alam,
gedung, benda-benda yang ada dalam kehidupan manusia dibungkus dengan kain, ada
pula lingkungan alam dibentuk atau diberi asesoris dengan benda-benda yang
telah ada dalam skala besar. Seni rupa yang demikian disebut seni instalasi.
Instalasi berasal dari bahasa Inggris installation yang berarti
memasang, menyatukan dan mengkon konstruksikan. Dalam kegiatannya seni
instalasi memasang, menyatukan, dan mengkontruksi sejumlah benda yang dianggap
bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran makna tertentu.
3. Rangkuman
·
Seni rupa adalah cabang
seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan
dirasakan dengan rabaan.
·
Secara umum, seni
rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni, kriya, dan desain.
·
Seni rupa mancanegara yang
banyak memberikan pengaruh penting terhadap seni rupa Indonesia adalah seni
rupa India, Cina, Mesir, Yunani, Romawi, Jepang, dan Maya di Amerika.
·
Seni lukis dunia tidak
terlepas dari perkembangan zaman prasejarah, klasik, pertengahan, dan
renaissance.
·
Aliran–aliran seni rupa
meliputi Neo-Klasik, Romantisme, Realisme, Impresionisme, Post-Impresionisme,
Ekspresionisme, Fauvisme,
Kubisme, Futurisme, Seni Abstrak, Abstrak Ekspresionisme, Dadisme, Surealisme,
Pop Art, Realisme Baru, Seni Instalasi.
Ada beberapa pendapat yang mencoba menjelaskan
tentang warna, namun yang menonjol dan aplikatif dalam bidang seni rupa adalah
teori cahaya dan teori pigmen. Teori cahaya dipelopori oleh Sir Isaac Newton
yang mengatakan bahwa warna yang kita Iihat pada suatu benda berasal dari
cahaya putih matahari. Hal ini dibuktikannya dengan membiaskan cahaya putih itu
dengan prisma kaca. Hasil yang keluar dari prisma itu berupa tujuh spektrum
warna. Selanjutnya menurut teori itu
kita dapat melihat warna sebuah benda karena benda tersebut menyerap dan
memantulkan spektrum warna ke mata kita.
Dalam teori pigmen dinyatakan bahwa warna itu
terdapat pada pigmen dan hanya ada tiga jenis warna pokok,yaitu merah, biru dan
kuning. Warna-warna itu tidak bisa didapat dengan mencampur, warna-warna tersebut
adalah warna murni. Dalam perkembangannya warna dikelompokkan menjadi tiga,
yakni warna primer, warna sekunder dan warna tertier. Warna primer merupakan
warna induk karena warna sekunder didapat dengan mencampur warna-warna primer
sedang warna tertier didapat dengan mencampur warna primer dan sekunder. Tiga
kelompok warna itu tersusun dalam lingkaran warna dan lingkaran warna tersebut
dapat digunakan sebagai pedoman dasar penggunaan warna. Uraian selanjutnya
tentang warna dalam buku ini adalah berdasarkan teori Prang.
Perhatikan bagan
lingkaran warna di bawah ini!
Masih banyak lagi warna
yang akan muncul jika warna primer digabungkan dengan warna primer lainnya
dengan komposisi tertentu. Demikian pula jika warna primer jika ditambahkan
dengan warna sekunder. Seorang seniman biasanya terus menerus melatih diri dengan
menambah-nambahkan warna dan mengingatnya sebagai pengalaman pribadi.
3. Rangkuman
- Teori cahaya dipelopori oleh Sir Isaac Newton yang mengatakan bahwa warna yang kita Iihat pada suatu benda berasal dari cahaya putih matahari.
- Dalam teori pigmen dinyatakan bahwa warna itu terdapat pada pigmen dan hanya ada tiga jenis warna pokok,yaitu merah, biru dan kuning.
- Warna primer, sekunder, dan tertier tersusun dalam lingkaran warna dan lingkaran warna tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dasar penggunaan warna.
a)
Lingkaran warna, Harmoni warna, Kontras,Monokromatik
dan Anologus
Memilih dan
mengkombinasikan warna itu sifatnya sangat pribadi, pertanyaan tadi maksudnya
untuk mengetahui apakah ada pedoman dalam penyusunan kombinasi warna. Ada beberapa kunci untuk mendapatkan warna yang serasi yaitu monokromatik, analogus dan
komplementer.
Monokromatik, susunan warna ini berdasarkan satu hue;
'mono' berarti satu dan 'kromatik' berarti warna. Dalam kombinasinya
menggunakan satu nada warna, yaitu hue murni ditambah dengan tint dan
shade. Keharmonisan mudah dicapai, namun perlu variasi dalam unsur
lainnya agar tidak membosankan.
Analogus, susunan warna yang terdiri dari dua sampai empat warna yang bersebelahan
dalam lingkaran warna dengan satu warna primer. Susunan warna ini juga mudah
untuk mendapatkan harmoni karena hampir semuanya memiliki nada warna yang sama,
misalnya ungu memiliki unsur biru, ungu biru memiliki unsur yang sama pula.
Pada susunan berikut biru merupakan aksen yang tidak kontras sehingga harmoni
tidak sulit untuk didapat.
Komplementer, yaitu susunan warna yang berhadapan dalam
lingkaran warna. Skema warna ini terdiri beberapa macam. Warna komplemen pada
dasarnya adalah warna kontras, apabila disusun secara tepat dapat sangat
menarik perhatian, namun sebaliknya jika kontras tidak dapat dikontrol dapat
menyebabkan tidak nyaman pada penglihatan.
3. Rangkuman
- Monokromatik, susunan warna dengan kombinasi menggunakan satu nada warna
- Analogus, susunan warna yang terdiri dari dua sampai empat warna yang bersebelahan dalam lingkaran warna dengan satu warna primer.
- Komplementer, susunan warna kontras yang berhadapan dalam lingkaran warna.
- Periodisasi Seni Rupa Indonesia
Claire Holt kesulitan untuk secara tegas membagi
tahap perkembangan seni budaya Indonesia, karena setiap daerah perkembangannya
tidak sama. Ada daerah yang masih berada
dalam tahap zaman prasejarah, ada daerah yang telah memasuki zaman modern. Namun, ia berusaha membuat periodesasinya sebagai berikut.
-
Pra sejarah
Zaman prasejarah rentang waktunya sangat panjang
sampai manusia mengenal tulisan yang kemudian disebut zaman sejarah. Zaman prasejarah
Indonesia berakhir pada abad keempat dengan diketemukannya tulisan berupa
prasasti pada batu. Zaman prasejarah Indonesia diklasifikasikan menjadi
beberapa zaman sebagai berikut.
a.
Zaman Paleolithikum (Zaman
Batu Tua), rentang waktunya tidak jelas,
wujud dan ciri peninggalannya adalah berupa alat-alat batu yang dipecah secara
kasar dan diduga digunakan sebagai alat pemotong, penumbuk, dan kapak. Periode
ini merupakan yang terpanjang dalam sejarah kemanusiaan, pada zaman ini manusia
hidup tidak menetap atau nomaden yaitu berpindah-pindah sebagai pemburu dan pengumpul
makanan, tinggal dalam gua, menggunakan alat batu untuk keperluannya
sehari-hari seperti alat pemotong, alat pemecah (flates). Mereka sudah menggunakan api dan memiliki sistem
kepercayaan dengan berpusat kepada magic dan supranatural.
b.
Zaman Mesolithikum (Zaman Batu Pertengahan), rentang waktunya juga tidak jelas diperkirakan 10,
000 tahun yang lalu. Wujud dan ciri peninggalannya berupa benda-benda terbuat
dari tulang, kerang, dan tanduk, serta lukisan pada dinding batu dan gua,
banyak terdapat di Indonesia Timur. Manusia zaman ini sudah mulai bercocok
tanam dan memlihara ternak. Mereka hidup berkelompok, menggunakan panah untuk
berburu dan membuat manik-manik serta gerabah. Selain itu mereka juga membuat
lukisan pada dinding gua-gua berupa bentuk tangan, kaki, serta binatang seperti
kadal, kurakura, burung, dan benda-benda langit berupa matahari, bulan, serta perahu.
c.
Zaman Neolithikum ( Zaman Batu Baru), diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 S.M – 1000 S.M.
Periodesasinya berbeda secara geografis, misalnya Asia Tenggara berbeda dengan
Asia Barat Daya. Peninggalan zaman ini di Indonesia diperkirakan banyak dipengaruhi
oleh imigran dari Asia Tenggara berupa pengetahuan tentang kelautan, pertanian,
dan peternakan berupa kerbau, babi, dan anjing. Alat-alat berupa gerabah, alat pembuat pakaian
kulit kayu, tenun, teknik pembentukan kayu dan batu dalam bentuk mata panah,
lumpang, beliung, hiasan kerang, gigi binatang, dan manik-manik. Seiring dengan
berkembangnya ke-terampilan dan kemampuan bercocok tanam yang dibantu oleh
kerbau untuk membajak tanah, kerbau juga dijadikan sebagai binatang simbolik
tentang kekuatan dan kekuasaan.
d.
Zaman Megalithikum (Zaman Batu Besar), pada zaman ini peninggalan yang menonjol adalah
bentuk-bentuk menhir atau tugu peringatan, tempat duduk dari batu, altar,
bangunan berundag, peti kubur atau sarkopagus, bentuk-bentuk manusia, binatang
yang dipahat pada batu-batu dengan ukuran besar. Peninggalan ini
banyak terdapat di Sulawesi Tengah.
e.
Zaman Perunggu (Zaman Logam), waktunya diperkirakan kurang lebih 300 S.M. Peninggalan-peninggalan yang
nyata dari zaman ini adalah berupa peralatan yang dibuat dari perunggu. Gambar-gambar tentang burung terdapat pada
genderang, burung enggang memiliki hubungan dengan kepercayaan hidup setelah
kematian dan kebangkitan. Sehubungan dengan itu burung merupakan simbol dari
dunia atas, kepercayaan ini terdapat di Kalimantan dan Sumatera Utara. Selain
bentuk burung peninggalan zaman perunggu yang menonjol adalah benda yang
disebut Nekara diduga sebagai alat upacara.
- Sejarah
Zaman sejarah Indonesia ditandai oleh penemuan
tulisan pada prasasti batu. Sebelum diketemukan prasasti tersebut sejarah Indonesia
seakan gelap karena tidak adanya petunjuk yang authentik tentang keberadaan
budaya yang sebenarnya telah berkembang jauh sebelum ada prasasti. Ada
sementara orang mengatakan bahwa di Indonesia sebenarnya telah dikenal budaya
tulis-menulis dengan huruf sebelum adanya huruf yang diperkenalkan dari luar Indonesia,
amun sayangnya bukti yang sah mengenai hal itu belum diketemukan sampai saat
ini, huruf-huruf etnis yang ada seperti di Sumatera Utara, di Lampung, dan di Sulawesi
Selatan belum diteliti keberadaannya. Sistem kepercayaan memang telah ada jauh
sebelum agama-agama dari luar masuk ke Indonesia, namun hal itu tidak diakui
sebagai agama karena tidak memenuhi kriteria dibanding agama yang ada saat ini.
a.
Zaman Penyebaran Agama Hindu
Zaman sejarah Indonesia mulai dikenal dengan
munculnya kerajaankerajaan yang bernafaskan Hindu. Hal ini ditandai dengan diketemukannya
prasasti-prasasti pada batu yang menggunakan huruf Palawa di dekat Sungai
Cisedana Bogor Jawa Barat, di Kutai Kalimantan.
b. Zaman Penyebaran Agama Islam
Perkembangan agama Islam di Indonesia diperkirakan
mulai tahun 1250 hingga sekarang. Hal ini diawali dari daerah pesisir Sumatera
dan Jawa, dimana daerah pesisir merupakan kota pelabuhan dan perdagangan. Penyebaran
Islam dilakukan oleh para pedagang dari Parsi dan Gujarat. Menurut Holt pada
awal abad ke – 16 kerajaan Islam di pantai Utara Jawa Tengah merebut kekuasaan
Majapahit. Pada akhir abad – 16 muncul kerajaan Islam Mataram sebagai suatu
kesultanan, kemudian setelah Belanda menduduki Indonesia kerajaan tersebut
di-pecah menjadi kerajaan kecil yaitu Surakarta dan Yogyakarta.
c. Zaman
Pengaruh Kebudayaan Eropa
Masuknya pengaruh kebudayaan Eropa dimulai juga
melalui aktivitas perdagangan dengan bangsa Portugis pada pertengahan abad 16. Komoditas
utama yang diperdagangkan adalah rempah-rempah, selanjutnya disusul oleh
kedatangan bangsa Belanda, Spanyol, dan Inggris. Persaingan ketat dari ketiga
bangsa tersebut dalam perdagangan di Indonesia akhirnya dimenangkan oleh
Belanda dengan mendirikan VOC. Dari awalnya berdagang berlanjut menjadi
pendudukan dan menguasai pemerintahan berkepanjangan hingga tiga setengah abad dan
berakhir tahun 1945. Peninggalan Belanda yang paling penting diwarisi Indonesia
saat ini adalah Agama Katholik dan Kristen, system pendidikan, serta beberapa
infrastruktur berupa jalan dan bangunan fisik.
Pengaruh seni rupa Barat diduga telah mulai masuk
ke Indonesia pada abad ke-16 dibawa oleh para pedagang V.O.C yang digunakan
untuk hadiah kepada para pembesar kerajaan-kerajaan di Nusantara, seperti lukisan
besar yang diberikan kepada seorang raja di Bali, Sultan Palembang, dan raja
Surakarta.
d. Zaman
Kemerdekaan
Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, namun baru
berdaulat penuh pada tahun 1950. Guna mengembangkan
kreativitas, seni rupa diterapkan saat pawai-pawai pembangunan. Selain itu,
bangunan-bagunan peninggalan Belanda mulai diubah motif ukirnya, bahkan ada
yang merobohkannya untuk membuat bangunan baru.
e. Seni Rupa Etnis Indonesia
Seperti yang telah diketahui bahwa Indonesia
memiliki kekayaan seni budaya yang sangat kaya, dari sekian banyak itu ada
beberapa yang termasuk seni rupa yang menonjol untuk diperhatikan dan dibahas secara
lebih khusus, di antaranya adalah batik, wayang, dan keris. Ketiga jenis seni
rupa ini sangat populer hingga ke manca negara.
Rangkuman
§ Seni rupa Indonesia
dibabakkan menjadi: prasejarah dan sejarah.
§ Zaman prasejarah meliputi
Zaman Paleolithikum (Zaman Batu Tua), Zaman Mesolithikum (Zaman Batu
Pertengahan), Zaman Neolithikum ( Zaman Batu Baru), Zaman Megalithikum (Zaman
Batu Besar), Zaman Perunggu (Zaman Logam),
§ Zaman sejarah meliputi
Zaman Penyebaran Agama-Agama India, Zaman Penyebaran Agama Islam, Zaman
Pengaruh Kebudayaan Eropa, Zaman Kemerdekaan, Seni Rupa Etnis Indonesia.
Selasa, 21 Februari 2012
Langganan:
Postingan (Atom)